Memilih metode sablon yang tepat sangat penting, terutama untuk produksi satuan yang mengutamakan hasil cepat, tahan lama, dan presisi desain. Dua teknik yang sering dibandingkan adalah sablon plastisol dan DTF (Direct to Film). Keduanya punya keunggulan masing-masing—lalu, mana yang lebih cocok untuk kebutuhanmu?
📷 Photo by Priscilla Du Preez via Unsplash
Sablon plastisol dikenal dengan daya tahannya yang luar biasa. Hasil sablon ini sangat kuat, tidak mudah pudar, dan mampu bertahan lama meski sering dicuci. Warna yang dihasilkan juga solid dan tajam, sangat cocok untuk desain sederhana seperti logo atau teks. Namun, proses pengerjaannya relatif lebih kompleks dan lebih cocok digunakan untuk bahan kaos berbasis katun.
Sementara itu, sablon DTF menawarkan fleksibilitas tinggi. Prosesnya lebih cepat dan cocok untuk berbagai jenis kain, termasuk polyester. DTF unggul dalam mencetak desain rumit dengan banyak warna atau gradasi seperti foto, dan sangat ideal untuk produksi satuan karena tidak membutuhkan persiapan cetak yang panjang.
Gunakan sablon plastisol jika kamu mencari hasil sablon yang tahan lama dan tidak mudah rusak. Metode ini tepat untuk desain dengan warna-warna solid dan tidak terlalu banyak detail. Cocok juga untuk kamu yang mencetak di kain katun dan ingin kaos awet untuk jangka panjang.
DTF adalah pilihan tepat jika kamu ingin mencetak kaos satuan dengan desain yang kompleks atau penuh warna. Cocok untuk keperluan custom yang cepat dan praktis, serta bisa diaplikasikan di berbagai bahan kain. Selain itu, sablon ini juga lebih hemat untuk pesanan dalam jumlah kecil.
Jika kamu mengutamakan kekuatan dan ketahanan sablon dalam jangka panjang, plastisol bisa jadi pilihan utama. Tapi kalau kamu lebih membutuhkan fleksibilitas dan kecepatan dalam produksi satuan, terutama dengan desain yang kompleks, maka DTF adalah solusi yang lebih efisien.
Butuh sablon custom untuk kebutuhanmu? Yuk, cek layanan Sablon Satuan Digital di DYOTees dan dapatkan hasil terbaik untuk setiap desainmu!